SeMoga TerHibur




Dua pelajar Kolej Perubatan bersiar siar kat bandar. Mereka terserempak dengan seorang tua jalan terkangkang-kangkang.

Pelajar A kata "Orang tua tu tentu mengidap Sindrom Petry" Pelajar B pulak kata " Tak lah, dia mengidap Sindrom Zovitzki" Mereka hampir bergaduh pasal hal ni. Akhirnya pelajar A kata "Apa kata kita tanya je orang tua tu?" Pelajar B pun setuju. Mereka pun menghampiri orang tua itu.

Pelajar A: Kami tengok pak cik jalan terkangkang, boleh kami tahu pak cik mengidap penyakit apa?

Orang Tua: Kamu fikir aku ada penyakit apa?

Pelajar A: Saya fikir pak cik mengidap sindrom petry.

Orang Tua: Emm... bukan.

Pelajar B: Kalau macam tu, pak cik mesti mengidap sindrom Zovitzki.

Orang Tua: ...pun bukan.

Pelajar A: Habis tu?

Orang Tua: Emm, sebenarnya aku nak kentut tadi... tapi terberak pulak dalam seluar... sebab tu la aku jalan terkangkang.

kepantasan

7:05 PM | 0 Comments

Di padang sebuah sekolah, nun jauh disudut kanan,
ternampaklah tiga budak sedang bersembang.
Mari kita amati dan teliti apa yang mereka sembangkan…

Budak A "Bapak aku jadi ahli sukan, bapak hangpa kerja apa"
Budak B dan Budak C menjawab "Bapak kami pun ahli sukan jugak".

Maka semua bapak mereka adalah ahli sukan….

Budak A meneruskan cerita.. "Bapak aku jadi perejam lembing,
punyalah cepat dia berlari sehinggakan setelah lembing direjam,
bapak aku berlari dan menangkap lembing tersebut sebelum lembing
itu jatuh ketanah "

"Itu tak heran" kata Budak B "Bapak aku lagi tangkas, bapak aku masuk
sukan menembak. Punyalah cepat dia berlari sehinggakan selepas peluru
keluar daripada pistol, bapak aku sempat berlari dan menangkap peluru
tersebut"

"Mari kita dengar cerita bapak aku pulak, aku rasa bapak aku yang paling
cepat dalam bab lari ini” kata Budak C." Bapak aku kerja di Alor Setar tapi
tinggal di Sungai Petani. Bila pejabat tutup pukul 4.30 petang, pukul 3.00 petang
bapak aku dah ada di rumah. Bayangkan betapa cepatnya bapak aku berlari."
Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara

Hari itu... mem pelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih...

Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. ,
Kitapun dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ...jarang orang memakainya..
Karena sangat terkenal bernama Kafan
Wangian ditaburkan kebaju Kita...
Bahagian kepala.., badan. .., dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai diarak keliling kampung yang dihadiri tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah longlai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin....
Berwalikan liang lahat..
Saksi-saksinya nisan-nisan. . yang telah tib a duluan
Siraman air mawar.. pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya.... tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian,
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama yang indah atau meresahkan..
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..

Dan ketika 7 langkah telah pergi.....
Sang Malaikat lalu bertanya.
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita akan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....

Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi kesabaran untuk
membacanya terus hingga ke akhir.



Mengapa mudah sekali membuang email agama tetapi bangga mem "forward"
kan email yang tak senonoh? Astaghfirullah. ..
Marilah membuat keseimbangan dalam kehidupan kita, sebelum kita menuju
ke



''Malam Pertama Kita''
Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara

Hari itu... mem pelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih...

Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. ,
Kitapun dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ...jarang orang memakainya..
Karena sangat terkenal bernama Kafan
Wangian ditaburkan kebaju Kita...
Bahagian kepala.., badan. .., dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai diarak keliling kampung yang dihadiri tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah longlai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin....
Berwalikan liang lahat..
Saksi-saksinya nisan-nisan. . yang telah tib a duluan
Siraman air mawar.. pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya.... tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian,
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama yang indah atau meresahkan..
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..

Dan ketika 7 langkah telah pergi.....
Sang Malaikat lalu bertanya.
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita akan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....

Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi kesabaran untuk
membacanya terus hingga ke akhir.



Mengapa mudah sekali membuang email agama tetapi bangga mem "forward"
kan email yang tak senonoh? Astaghfirullah. ..
Marilah membuat keseimbangan dalam kehidupan kita, sebelum kita menuju
ke



''Malam Pertama Kita''
Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara

Hari itu... mem pelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih...

Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. ,
Kitapun dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ...jarang orang memakainya..
Karena sangat terkenal bernama Kafan
Wangian ditaburkan kebaju Kita...
Bahagian kepala.., badan. .., dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai diarak keliling kampung yang dihadiri tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah longlai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin....
Berwalikan liang lahat..
Saksi-saksinya nisan-nisan. . yang telah tib a duluan
Siraman air mawar.. pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya.... tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian,
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama yang indah atau meresahkan..
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..

Dan ketika 7 langkah telah pergi.....
Sang Malaikat lalu bertanya.
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita akan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....

Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi kesabaran untuk
membacanya terus hingga ke akhir.



Mengapa mudah sekali membuang email agama tetapi bangga mem "forward"
kan email yang tak senonoh? Astaghfirullah. ..
Marilah membuat keseimbangan dalam kehidupan kita, sebelum kita menuju
ke



''Malam Pertama Kita''

link